Selasa, 15 Februari 2011

Dakwah Rasulullah saw Tanpa Kekerasan

Ketika Rasulullah saw dan para sahabatnya menjalankan dakwah di kota Makkah, sebelum tegaknya Daulah (Negara) lslamiyah di Madinah, Rasulullah saw bersama sahabatnya tidak menggunakan keke­rasan/fisik dalam perjuangan mewujudkan syariat Islam di tengah-tengah kehidupan, bahkan saat mereka disiksa sekalipun[5]. Begitu juga tatkala muncul keinginan para sahabat untuk menggunakan kekerasan/perang Rasulullah saw mencegahnya seraya bersabda:
إِنِّي أُمِرْتُ بِالْعَفْوِ فَلاَ تُقَاتِلُوا …

Aku diperintahkan untuk menjadi seorang pemaaf. Oleh karena itu, jangan memerangi kaum itu [6].

Baru setelah beliau dan kaum muslimin hijrah ke kota Madinah dan menegakkan Daulah Islamiyah, Allah swt mengizinkan dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan berbagai aktivitas fisik (militer) untuk melawan kekuatan kufur maupun untuk membuka daerah-daerah kufur agar tunduk di bawah kekuasaan Daulah Islamiyah. Firman Allah swt:
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. (QS. aI-Hajj [22]: 39)

Ayat ini diturunkan selepas beliau berhijrah ke Madinah dan menjadi kepala negara di sana, laIu beliau segera mempersiapkan diri setelah itu.

Disamping itu, realitas menunjukan bahwa pemahaman, pemikiran, dan ideologi kufur yang ada dibenak sebagian besar masyarakat tidak dapat diubah dengan kekuatan fisik, tetapi hanya dapat diubah dengan mengubah pemikiran, perasaan dan keyakinan masyarakat dengan Islam hingga terwujudlah kehendak masyarakat/rakyat untuk mengubah sistem hidup yang tengah berlangsung menjadi sistem syariat Islam.