Senin, 18 April 2011

bila dakwah tanpa hikmah

Diantara Anugrah Alloh yang dicurahkan kepada umat islam adalah tersebarnya dakwah haq, dakwah salafiyyah, yang alhamdulillah pada dekade terakhir ini telah merambah ke segenap lapisan masyarakat di seluruh penjuru dunia.

Tatkala dakwah mubarokah ini diemban oleh para da’i yang memiliki ilmu, memiliki hikmah, sikap yang santun dalam berdakwah, mereka menjalankan kewajiban dakwah sesuai dengan tuntunan Rosululloh lalu dipraktekan sesuai kemampuan, maka Alloh mendatangkan manfaat dengan sebab mereka dan tersebarlah dakwah salafiyah di seluruh penjuru dunia, dengan akhlak, keilmuan, dan hikmah mereka.

Namun hari-hari ini, dakwah salafiyah menemui batu sandungan yang sangat besar, bukan dari unsur eksternal namun dari diri penerus dakwah ini sendiri, yang mana batu sandungan ini seakan-akan menjadikan dakwah ini jalan ditempat kalau tidak boleh dikatakan berjalan mundur. Munculnya para pengemban dakwah dengan semangat tinggi, membawa manhaj salaf lalu menyampaikannya tanpa hikmah, keras, kaku, beringas, hantam sanahantam sini, memberi gelar pada yang lainnya dengan gelar-gelar yang kita malu untuk mendengarnya dan seabrek fenomena lainnya. Sehingga muncul kesan pada sebagian kalangan bahwa itulah dakwah salaf yang serba kaku dan keras.

Saudaraku para da’i-Rohimakumulloh-……..




Teladanilah Rosululloh dalam semua aspek kehidupannya, dalam aqidah, manhaj, ibadah juga akhlaq dan hikmahnya. Lihatlah bagaimana Rosululloh menghadapi seorang Arab Badui tatkala kencing dimasjid, lihatlah tatkala Aisyah marah saat mendengar orang Yahudi mengucapkan salam kepadanya: " As-Samu alaik ( kebinasaan atasmu )." dan dijawab Aisyah : " semoga engkau yang mendapatkan kebinasaan dan laknat Alloh." Maka Rosululloh malah berkata: " Sebuah kelembutan apabila terdapat pada sesuatu maka akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan mengotorinya."

Resapilah sabda Rosululloh : "Mudahkan dan jangan mempersulit, berikan kabar gembira dan jangan membuat manusia lari."

Lalu lihatlah para Ulama dalam hikmah dan kelembutan mereka saat berdakwah, jangan jauh-jauh, lihatlah syaikh Robi’ bin Hadi al -Madkholi, beliau berkata:

"Banyak orang lalai dari akhlaq-akhlaq yang mulia ini. Dan ini akan memadlorotkan dakwah salafiyah dan memadlorotkan para pengikut dakwah ini karena kelalaian dari akhlaq ini, dan menyuguhkan dakwah tersebut kepada manusia dengan cara yang mereka benci, yang mereka takuti dan yang mereka ngeri terhadapnya berupa kekerasan, kekasaran, dan kebengisan serta yang semisalnya, ini semua akan menghalangi diterimanya dakwah, karena perkara-perkara ini dibenci dalam urusan ini apalagi dalam urusan-urusan agama."

Alangkah benarnya apa yang dikatakan oleh sebagian salaf:

"Kebenaran itu berat, maka jangan diperberat lagi dengan akhlaq yang jelek."

Jangan kalian katakan bahwa ini sikap lembek, tidak tegas dalam manhaj, mumayyi’, plin-plan, da’i pramuka dan seabrek gelar lainnya yang sudah sering kami dengar.

Jangan katakan itu semua, karena konsekuensinya adalah tuduhan itu juga disematkan kepada para ulama semacam syaikh Robi’, Syaikh Abdul Muhsin Al-A’bad, Syaikh Utsaimin, Syaikh bin Baz, Syaikh Al-Albani dan lainnya, bahkan dikhawatirkan itu adalah tuduhan kepada Rosululloh yang mengajarkan kita untuk bersikap lembut dalam berdakwah.

Lalu Lihatlah ! Adakah satu saja orang yang tertarik dengan dakwah salafiyah ini karena sikap keras dan kasar itu? ataukah malah sebaliknya? banyak orang benci?

Renungkanlah wahai saudaraku, marilah kita kembali kepada manhaj Rosululloh dan para ulama Robbani dalam berdakwah yang penuh dengan hikmah demi merajut kembali ukhuwah yang sudah kadung terkoyak. Wallohu ‘alam..