Senin, 18 April 2011

Ketika Mendengar Azan

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB

Manusia sebagai ciptaan Allah SWT yang paling sempurna di muka bumi telah dikaruniai akal sebagai unsur yang membedakan dengan ciptaan lainnya.

Dalam kesinambungan hidupnya manusia beraktifitas di kantor dan dipanggil oleh atasan tempat kita bekerja maka sesegera mungkin kita akan datang, lalu bagaimana reaksi kita kalau yang menciptakan bos kita memanggil untuk mengabdi kepadanya? Azan secara terminology berarti pemberitahuan atau seruan sebagai pertanda masuknya waktu sholat dengan baca-bacaan yang telah ditentukan oleh syara’.

Azan pertama kali dikumandangkan oleh Bilal bin Rabbah. Azan juga dikumandangkan untuk hal-hal lain seperti menyambut bayi yang baru lahir. Rasulullah SAW sendiri melakukan kepada cucunya Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang baru saja dilahirkan oleh Fatimah Az Zahra sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tarmizi. Berikut baqaimana kedahsyatan Azan telah menggugah hati seseorang.

- Abdullah bin Abbas apabila mendengar azan dia menangis sehingga sorbannya basah oleh air matanya, urat-uratnya akan membesar, matanya memerah. Ada yang berkata kepadanya, “kami mendengar azan, tapi kami tidak merasakan apa-apa, kemudian ia menjawab sambil badannya menggigil”, Apabila orang mengerti dan memahami apa yang disuarakan oleh muazin, maka mereka akan meninggalkan segala kesenangannya.

Allah Maha Besar

Hal pertama yang dituntut dalam agama Islam ialah mengenal Allah: “Awal agama mengenal Allah. “Setelah kita kenal Allah, barulah kita mengetahui betapa baiknya Allah SWT, betapa Dia cukup menjaga dan mencukupkan segala keperluan kita. Betapa Dia sangat melindungi kita. Dia hanya memberi, memberi dan terus memberi dan tidak pernah mengambil apapun dari kita.
- QS.Al-Araf 7:54. “Sungguh Allah yang telah menciptakan langit, dan bumi.”
- QS.Mulk 67:3. “Yang menciptakan mati dan hidup.”

Dan di surah Ar-Rahman Allah bertanya 31 kali nikmat yang mana yang engkau dustakan. Nikmat yang diberikanpun luar biasa, sebagaimana kita ketahui lautan yang luasnya 2/3 dari daratan dihuni oleh ribuan jenis ikan dan setiap hari puluhan ribu ton ikan ditangkap oleh nelayan namun tidak pernah habis. Ketiga firman ini sudah cukup membuktikan bahwa alam ini tidak terjadi dengan sendirinya, pasti ada yang mengadakan yaitu Allah yang Maha Besar.

Tiada Tuhan Selain Allah

Setelah kita mengakui Allah menciptakan bumi ini, lalu kita mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah. Pada suatu hari Nabi Ibrahim as ingin memperoleh petunjuk yang lebih nyata dan meyakinkan hatinya tentang adanya hari pembalasan.

Lalu bermunajatlah beliau, Ya Allah perlihatkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan orang mati. Allah menjawab permintaan itu dengan sebuah pertanyaan: Apakah engkau belum percaya Ibrahim? Hamba telah percaya, namun supaya lebih meyakinkan hati hamba.

Lalu mengambil 4 ekor burung, dipotong-potong tubuhnya dicerai-beraikan atau dipisah-pisahkan. Potongan-potongan kecil dari keempat burung itu dilumatkan kemudian dijadikan 4 onggokan diletakkan di puncak empat bukit yang letaknya berjauhan. Ibrahim as kemudian diperintahkan mengambil burung-burung yang sudah hancur tadi. Tiba-tiba burung-burung tadi sudah hidup kembali seperti sedia kala dan menghampiri nabi Ibrahim as. Ini membuat nabi Ibrahim bertambah yakin akan kekuasaan Allah yang menghidupkan sesudah mati.

Bahwasanya Nabi Muhammad itu utusan Allah

Sebagai uswatun hasanah, Muhammad SAW dihadapkan pada kompleksnya keadaan jahiliyah pada saat itu, namun karena beliau adalah insan kamil/lengkap, perlahan tapi pasti beliau melakukan perubahan yaitu dengan membawa Islam sebagai agama yang menjadi penerang bagi pemeluknya. Sebagai umat nabi Muhammad yang hidup di akhir zaman, kita memiliki nilai plus dan minus.

Minus: Kita tidak dapat bertemu langsung dengan Rasulullah, sahabat, dan tidak ikut berjuang untuk menegakkan Islam.
Plus: Dengan membaca, mengetahui serta mengamalkan sunah-sunahnya dan apa yang disampaikan khulafa rasyidin, ulama mujtahid, dapatlah kita mengikuti apa yang telah dilakukan beliau.

Haiyallah Sholat

QS Al Ankabut 29: 45 “Dirikanlah sholat sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” Setelah meyakini Allah maha Besar, tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai panutan, maka dirikanlah sholat yang khusyu’, yang seyogyanya berdampak pada perilaku kehidupan sehari-hari, dimana seseorang senantiasa takut akan berbuat dosa, karena meyakini Allah Maha Melihat, takut akan berkata yang tidak baik karena meyakini adanya Malaikat yang mencatat. Dengan sholat yang khusyu’ dan benar, kemenanganpun akan kita raih, dengan meninggalkan segala kesibukan dunia sesaat untuk mengingat kepada yang menjadikan, memberi kita rezeki dan sebagainya.

Haiya alal falah

Dengan meraih kemenangan, seseorang akan merasa bahagia dan ciri-ciri orang yang bahagia.
1. Menyadari kesalahan yang pernah diperbuat.
2. Tidak pernah mengingat-ingat kebaikan yang dibuat.
3. Urusan dunia melihat ke bawah.
4. Urusan akhirat lihat ke atas.
Assholatu khoirum minan naum

Sesungguhnya sholat itu lebih baik dari tidur, yang dikumandangkan oleh muazin di saat subuh, merupakan teguran keras bagi mereka yang menarik selimutnya walaupun waktu subuh, sudah masuk.
Setan Wasnan menjalankan fungsinya dengan sukses di kala kita masih saja tertidur di saat azan mengumandangkan masuknya waktu subuh.

Ia membebani kepala dan menarik pelupuk mata agar manusia tetap tertidur, begitu juga bagi kaum bapak yang melaksanakan sholat Jum’at, sebelum masuk mesjid, perasaan masih segar, namun setelah duduk mendengarkan khutbah Jum’at rasa mengantuk pun datang, sehingga apa yang disampaikan khotibpun berlalu begitu saja. Bukankah disebutkan kalau mereka mengetahui akan hikmah di balik sholat subuh niscaya mereka akan pergi walaupun harus merangkak.

Allah Maha Besar

Allahlah yang memiliki 99 nama yang baik dan agung.

Laa illaha illa Allah

Benarlah tiada Tuhan selain Allah dan berupayalah mencintai Allah sepenuhnya dan mencintai dunia seperlunya, bukan malah mencintai Allah seperlunya dan mencintai dunia sepenuhnya. Keimanan kita kepada Allah tidak cukup jika hanya sekedar percayakepada Allah, menalinkan harus sampai kepada tahap Cinta dan Takut.

Sesungguhnya azan tidak pernah berhenti berkumandang di muka bumi ini selama 24 jam, ketika kalimah penutup Laa ila ha illa Allah berkumandang di suatu tempat, maka di belahan bumi lain yang mempunyai waktu yang berbeda dengan kita telah pula mulai dengan lafaz pembuka Allahu Akbar.

TERIMA KASIH ...

WABILLAHI TAUFIQ WALHIDAYAH WASSALAMU'ALAIKUM WR. WB