Sabtu, 20 November 2010

Syakhsiyah Islamiyah II

Kepribadian yang Islami tidaklah muncul seketika. Ia adalah hasil tempaan yang memakan waktu proses yang relatif cukup lama. Bagaikan lukisan berkelas, yang merupakan perpaduan antara ide, imaginasi, kecerdasan dan cita rasa yang tinggi. Jadi, membina seseorang agar pada dirinya tumbuh kepribadian yang islami, tidaklah sesederhana menggoreskan cat minyak di atas kanvas putih. Perlu waktu dan kesabaran.

Syakhsiyah Islamiyyah I seharusnya menyatu dan bersenyawa pada pribadi setiap orang yang mengaku muslim. Tetapi sayang, ia tidak bisa diwariskan dari ayah kepada anaknya. Ia harus diraih dengan susah payah, bahkan kadang harus memaksa diri menjadikan kebiasaan baik yang melekat dalam diri kita. Karenanya, menanam dan menumbuhkan karakter Islami pada diri sendiri maupun orang lain harus dimulai dari kesabaran, dilalui dengan kesabaran dan diakhiri dengan kesabaran.

Aspek-aspek syakhsiyah Islamiyah I, sebagaimana telah dipaparkan pada tulisan yang lalu, sesungguhnya baru mengambil sebagian kecil dari nilai-nilai kemuliaan yang ada di dalam Islam. Ia boleh ditambah, tapi tak boleh dikurangi. Ia boleh ditambah dengan nilai-nilai Islam yang belum sempat tertulis disana, asalkan tetap mengacu kepada Al-Quran dan sunnah Nabi Muhammad saw. Setelah itu hanyutkanlah diri kita kedalam laju aliran proses pembenahan diri yang bermuara pada profil pribadi muslim yang paling asasi itu.

Sebagian kaum muslimin mungkin telah salah menilai. Dikiranya uraian syakhsiyah Islamiyah disana itu sudah menjadi blueprint paling akhir. Bahkan sebagiannya menganggap itu semua bagaikan impian yang terlalu melangit. Padahal itu baru ukuran minimal. Ironisnya, banyak keluarga muslim yang kurang peka menumbuhkan aspek-aspek kepribadian itu dalam diri anak-anak mereka. Mereka, keluarga-keluarga muslim itu, umumnya sudah cukup merasa puas dengan nilai raport anaknya yang tidak ada warna merah. Atau kepuasan mereka hanya terhenti manakala anak-anak mereka menjadi juara kelas. Disisi lain ada juga orang tua yang bangga dan puas mendapatkan menantu yang ”hanya” rajin sholat, sudah punya penghasilan, santun dan ramah. Definisi ke-sholih-an yang mereka pahami rupanya hanya sampai disitu. Padahal itu belum apa-apa. Masih banyak aspek-aspek kesholihan lainnya yang perlu ditanamkan dan ditumbuhkan. Dan itu bukan pekerjaan ringan. Men-delete karakter lama dan meng-install karakter baru (syakhsiyah Islamiyah I) yang islami bukan hal yang mudah. Itulah tanda-tanda betapa asingnya nilai-nilai Islam dari benak mereka.

Ada sebuah ilustrasi untuk menggambarkan ”kesederhanaan” mereka. Seorang tukang batu sedang menyusun batu, lalu ia ditanya ”sedang apa engkau?”. ”Aku sedang menata batu”, jawabnya ringan. Cukup sampai disitu. Kita semua sepakat bahwa jawaban itu tidak salah. Lalu ada lagi seorang tukang batu yang lain, persis melakukan hal yang sama yaitu menyusun batu, lalu ia ditanya, ”sedang apa engkau?”. Ia menjawab singkat, ”aku sedang membangun tembok”. Kita semua pasti setuju bahwa jawaban itupun logis dan masuk akal. Tetapi kita bisa lihat bahwa wawasan tukang batu yang kedua ini lebih baik daripada yang pertama. Lalu ada lagi tukang batu ketiga, ia juga lagi menyusun batu, lalu ditanya dengan pertanyaan yang sama, ”sedang apa engkau?”. Ia menukas, ”aku sedang membangun sebuah rumah”. Lagi-lagi kita semua tidak bisa menyalahkan jawaban logis itu. Hanya saja, coba perhatikan lebih teliti variasi jawaban-jawaban tadi. Bobotnya tidak sama dan sangat jelas berbeda. Tukang batu ketiga tampak lebih berbobot, lebih berilmu, lebih berwawasan, punya skema berfikir, dan dia mengerti cara merealisasikan impiannya secara bertahap. Insya Allah dia sudah pernah melewati masa-masa sebagai tukang batu yang lugu sebagaimana tukang batu kesatu. Dan tentunya ia pun sudah punya pengalaman menjadi tukang batu yang sedikit cerdas sebagaimana tukang batu kedua. Sekarang, ia sedang melewati waktunya sebagai tukang batu ketiga yang lebih kaya pengalaman dan wawasan.

Ibarat hendak membangun gedung, aspek-aspek yang tercantum pada tulisan syakhsiyah Islamiyah I baru sebatas menata batu bata. Malah ada yang berpendapat lebih ekstrim. Bukan menata batu bata katanya, melainkan baru mencari batu bata yang berkualitas yang bisa dijadikan tembok dan rumah. Wallahu’alam.

Sebagai kelanjutan dari tulisan yang lalu, dan sebagai pelengkap gambara ini, maka berikut ini akan diuraikan aspek-aspek profil pribadi muslim tahap selanjutnya (Syakhsiyah Islamiyah II). Sekalipun demikian, semua ini masih tetap merupakan bagian kecil dari kekayaan nilai-nilai kemuliaan yang ada dalam Islam.






ASPEK AQIDAH
01 Tidak mengkafirkan seorang muslim
02 Tidak mendahulukan makhluk atas Khaliq
03 Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah swt dan
tidak bergabung dalam majelis mereka.
04 Mengesakan Allah swt dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah
05 Tidak menyekutukan Allah swt, tidak dalam asma’-Nya, sifat-Nya dan af’al-Nya
06 Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan
07 Mempelajari madzhab-madzhab Islam yang berkaitan dengan Asma dan Sifat dan mengikuti madzhab salaf
08 Mengetahui batasan berwala dan berbara’
09 Bersemangat untuk berteman dengan orang-orang shalih dari sisi-sisi kedekatan dan peneladanan
10 Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat nashuha
11 Memprediksikan datangnya kematian kapan saja
12 Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam
13 Berusaha meraih rasa manisnya iman
14 Berusaha meraih rasa manisnya ibadah
15 Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya
16 Merasakan adanya istighfar para malaikat dan doa mereka



ASPEK IBADAH
01 Melakukan qiyamul-lail minimal satu kali dalam satu pekan
02 Bersedekah
03 Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan
04 Haji jika mampu
05 Banyak bertaubat
06 Memerintahkan yang ma’ruf (kebaikan)
07 Mencegah yang munkar (kerusakan)
08 Ziarah kubur untuk mengambil ‘ibrah
09 Merutinkan ibadah-ibadah sunnah rawatib
10 Khusyu’ dalam shalat
11 Menjaga organ tubuh dari dosa
12 Khusyu’ saat membaca Alquran
13 Sekali khatam Al-Quran setiap dua bulan
14 Banyak dzikir kepada Allah swt disertai hafalan dzikir yang mudah-mudah
15 Banyak berdoa dengan memperhatikan syarat-syarat dan tatakrama-nya
16 Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya
17 Senantiasa bertafakkur
18 Beri’tikaf satu malam pada setiap bulannya


ASPEK AKHLAQ
01 Tidak inad (membangkang)
02 Tidak banyak mengobrol (gosip)
03 Sedikit bercanda
04 Tidak berbisik dengan sesuatu yang batil
05 Tidak hiqd (menyimpan kemarahan)
06 Tidak hasad (dengki)
07 Memiliki rasa malu berbuat kesalahan
08 Menjalin hubungan baik dengan tetangga
09 Tawadhu tanpa merendahkan diri
10 Pemberani
11 Menjenguk orang sakit
12 Komitmen dengan adab meminta izin
13 Mensyukuri orang yang berbuat baik kepadanya
14 Menyambung rahim (Silaturrahim)
15 Komitmen dengan tata krama sebagai pendengar
16 Komitmen dengan adab berbicara
17 Memuliakan tamu
18 Menjawab salam
19 Berhati lembut
20 Merendahkan suara
21 Menebar senyum di depan orang lain
22. Ramah serta sopan dan santun



ASPEK HARTA DAN KEKAYAAN
01 Bekerja dan berpenghasilan
02 Berusaha memiliki spesialisasi
03 Sedang dalam nafkah
04 Mengutamakan produk-produk Islam
05 Menjaga kepemilikan khusus
06 Tidak berambisi menjadi pegawai negeri
07 Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan dinamis
08 Hartanya tidak pergi ke pihak non Muslim
09 Berusaha untuk memperbaiki kualitas produk dengan harga sesuai


ASPEK KEILMUAN
01 Mengaitkan antara Al-Quran dengan realita
02 Mengkaji marhalah Madaniyyah (fase kehidupan Nabi Muhammad saw di
Madinah) dan menguasai karakteristiknya
03 Mengenal sirah 20 sahabat yang syahid
04 Mengetahui hukum Zakat
05 Mengetahui fiqih Haji
06 Mengetahui sisi-sisi syumuliyyatul (kesempurnaan) Islam
07 Mengetahui problematika kaum muslimin internal dan eksternal
08 Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum muslimin
09 Mengetahui urgensi kesatuan kaum muslimin
10 Memahami amal jama’i dan taat
11 Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israel
12 Hafal dan bertajwid tiga juz Al quran (28-30)
13 Membaca tafsir dua juz Al quran (28-29)
14 Mengahafalkan keseluruhan Arbain (20 + 20)
15 Menghafal 50 Riyadhush-Shalihin (20 + 30)
16 Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya
17 Mengetahui arah-arah pemikiran Islam kontemporer
18 Mengenali hal-hal baru dari problematika kekinian
19 Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca
20 Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan masalah

ASPEK KESEHATAN
01 Membersihkan peralatan makan dan minumnya
02 Mampu mempersiapkan makanan
03 Mengikuti petunjuk-petunjuk kesehatan dalam tidur dan bangun tidur
semampunya
04 Mengobati diri sendiri
05 Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk
06 Menjauhi makanan-makanan yang diawetkan dan mempergunakan minuman-
minuman alami
07 Mengatur waktu-waktu makan
08 Tidak berlebihan mengkonsumsi lemak
09 Tidak berlebihan mengkonsumsi garam
10 Tidak berlebihan mengkonsumsi gula
11 Memilih produsen-produsen makanan
12 Tidur 6 - 8 jam dan bangun sebelum fajar
13 Berlatih atau senam 10 - 15 menit setiap hari
14 Berjalan kaki 2 - 3 jam setiap pekan



ASPEK KESUNGGUHAN JIWA
01 Selalu menyertakan niat jihad dalam segala aktivitas
02 Menjadikan dirinya bersama orang baik
03 Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal islami
04 Sabar atas bencana
05 Menyesuaikan perbuatan dengan ucapan
06 Menerima dan memikul beban dakwah
07 Memerangi dorongan-dorongan nafsu
08 Tidak berlebihan mengkonsumsi yang mubah
09 Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan



ASPEK TATA KELOLA
01 Shalat menjadi barometer manajemen waktunya
02 Teratur di dalam rumah dan kerjanya
03 Menertibkan ide-ide dan pikiran-pikirannya
04 Bersemangat memenuhi janji-janji kerja
05 Memberitahukan gurunya problematika-problematika yang muncul


ASPEK MANAJEMEN WAKTU
01 Menjaga janji-janji umum dan khusus
02 Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat
03 Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan mempersingkat pemenuhan
hajatnya


ASPEK KEMANFAATAN BAGI YANG LAIN
01 Komitmen dengan adab Islam di rumah
02 Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri)
03 Melaksanakan hak-hak anak
04 Memberi hadiah kepada tetangga
05 Membantu yang membutuhkan
06 Menolong yang terzhalimi
07 Bersemangat mendakwahi istrinya, anak-anaknya, dan kerabatnya
08 Mendoakan yang bersin
09 Membantu istrinya
10 Memberikan pelayanan umum karena Allah swt
11 Memberikan sesuatu dari yang dimiliki
12 Mendekati orang lain (untuk didakwahi)
13 Mendorong orang lain berbuat baik
14 Membantu yang kesulitan
15 Membantu yang terkena musibah
16 Berusaha memenuhi hajat orang lain
17 Memberi makan orang lain

Wallahu’alam.