Minggu, 07 November 2010

ETIKA BERDO’A

Di saat meminta dari manusia yang maha lemah, etika selalu terjaga, hanya untuk meraih hajat dunia… Akan tetapi ketika meminta dari Tuhan yang maha kaya dan maha kuasa, justru sering melupakan etika… sekotor itukah jiwa kita ?!?

Berdo’a kepada Allah swt. dengan etika yang tinggi nan mulia, merupakan seruan Maulana Syekh Mukhtar ra. kepada murid-muridnya… Beliau mengajarkan :

1. Kalau belum ditimpa musibah, jangan berdo’a dengan : Allahummaj’alni minashshabirin (Ya Allah, jadikanlah hambamu orang yang sabar) karena do’a itu berarti : Ya Allah, berikanlah hambamu ini musibah agar hamba dapat sabar! Jika sering berdo’a seperti itu maka artinya kita mengharap musibah yang sebanyak-banyaknya! Sebaiknya kita sering berdo’a dengan : Allahummaj’alni minasysyakirin (Ya Allah, jadikanlah hambamu ini orang yang pandai bersyukur) karena itu artinya : Ya Allah, berikanlah hambamu ini nikmat agar hamba dapat mensyukurinya. Dengan sering berdo’a seperti itu maka kita akan mendapat nikmat yang sebanyak-banyaknya (amin).

2. Janganlah memohon perlindungan Allah dari kedengkian orang-orang kepada kita! sebab semua nikmat dan rizki itu pasti mendapat kedengkian dari orang lain, jika kita tidak mau didengki orang maka sama artinya kita tidak menginginkan rizki dan nikmat! Mintalah dari Allah agar dilindungi dari kejahatan orang-orang yang dengki, jangan minta dihindarkan dari kedengkian mereka itu sendiri. Katakanlah : Ya Allah, jagalah hambamu ini dari kejahatan para pendengki dan jagalah hati hambamu ini dari sifat dengki itu sendiri…

3. Do’a itu faridlah (kewajiban), sementara terkabulnya do’a itu adalah hibah (hadiah). Kewajiban tetap kewajiban dan harus kita laksanakan karena kita hamba yang harus tunduk dan taat, apapun pemberian-Nya terserah Dia… terkabul atau tidaknya do’a kita sepenuhnya terserah Dia, karena Allah bukan pelayan restoran yang kita jadikan sebagai tempat memesan isi perut kita… Allah swt. adalah TUHAN yang berhak memberikan apa saja kepada hamba-hamba-Nya, dan kita sebagai hamba wajib meminta dan terus meminta sebagai tanda kita itu tidak punya apa-apa. Jika Allah ternyata mengabulkan do’a kita maka itu semata-mata hadiah-Nya untuk kita, namun jika tidak terkabul maka wajar-wajar saja karena Dia tidak berkewajiban untuk memenuhi keinginan kita, Dia berhak memberi atau tidak… kita terus saja minta, selanjutnya terserah Dia.

4. Mintalah dari Allah sesuai dengan keyakinanmu akan kekuasaan-Nya. Dia maha kuasa atas segala-galanya, kekayaan-Nya tidak terhingga, maka janganlah mengatakan : Ya Allah berikan hambamu ini duit sekedar saja, jangan terlalu banyak, 50 $ saja cukup, kalau lebih takutnya tidak kebagian hamba-Mu yang lain! Ini do’a yang sama sekali tidak etis… Allah itu maha kaya dan kekayaan-Nya tidak terbatas, mintalah sebanyak-banyaknya karena Dia bukan tuhan yang miskin tapi Tuhan yang super kaya. Bila perlu mintalah yang mustahil menurut kita, karena hakikatnya tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Jika kita yakin kepada kekuasaan-Nya yang mutlak maka kenapa mesti mikir dulu sebelum berdo’a? Minta apa saja karena Dia maha kuasa atas segala-galanya, sekali lagi maha kuasa atas segala-galanya. Ya Allah berikanlah hambamu ribuan milyar dolar hari ini juga, kenapa segan meminta dari yang maha pemurah? kenapa malu meminta dari yang maha kaya dan maha kuasa? Minta saja apa-apa kalau memang yakin akan kekuasaan-Nya yang super mutlak. Apa mungkin kita bisa dapat uang sebanyak itu dalam satu hari ?! kenapa tidak mungkin? apakah Allah itu lemah dan kekuasaan-Nya terbatas? Lupakah kita bahwa Allah mampu menciptakan kita dari ketiadaan? Jika Dia mampu menciptakan kita dari ketiadaan apakah sebatas memenuhi hajat kita dalam waktu sekejap mata Dia tidak mampu?

5. Jangan lupa diri… kita adalah hamba-hamba yang penuh dosa dan tidak punya jiwa seni dalam berdo’a, dari itu jangan lupa bertwassul ketika berdo’a… bertawassul dengan Nabi, Sahabat, Ahlul-Bait dan Auliya’ karena mereka telah mendapat jaminan yang besar dari Allah swt., jaminan itu adalah terkabulnya do’a… Mari kita sebut nama-nama mereka dalam do’a kita agar Allah mau memenuhi hajat kita demi mereka (hamba-hamba-Nya) yang mulia itu.

6. Semua jenis ibadah dapat diterima Allah dan dapat juga ditolak, terkecuali selawat kepada Rasul saw. maka tidak akan ditolak walau dilakukan dengan riya’ atau dengan kemunafikan sekalipun, 100% diterima… Maka janganlah kita lupa berselawat kepada Rasul saw. di permulaan do’a kita, di pertengahannya dan juga di akhirnya, agar pintu keterkabulan terbuka seluas-luasnya.

7. Menangis ketika berdo’a adalah baik, tapi… di waktu sendiri saja… Kalau di tengah-tengah keramaian sama sekail tidak baik! Kemudian kenapa mesti nangis? bukankah kita meminta dari yang maha penmurah dan penyayang? tersenyumlah hai kawan… kemurahan dan kasih sayang-Nya telah mendahului kemarahan dan kemurkaan-Nya, janganlah menangis terus… dilihat banyak orang lagi, malu dong… mukanya jelek tuh…!

8. Sering berdo’a tanpa adanya usaha adalah amat tercela…!!

9. Terkabulnya do’a akan lebih terjamin bila disertai dengan amal shalih dan meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang dilarang oleh Allah swt. dan Rasul-Nya saw.

10. Tidak baik meminta hal-hal yang melampaui batas, seperti : Ya Allah jadikanlah hambamu ini nabi..!! atau mala’ikat..!!
Kita sebagai hamba yang lemah dan penuh dosa harus memiliki adab (sopan santun) yang setinggi-tingginya terhadap Tuhan kita, khususnya ketika bermunajat kepada-Nya, karena jika adab tidak ada maka murka segera tiba!